Saturday, September 11, 2021

Menanti Hujan Reda

0 comments

Menanti Hujan Reda

Ada berbagai pertanyaan yang entah mengapa males untuk menjawab. Retorika retorika yang mulai sesak menumpuk.

Segelas teh panas dan lagu muara terdengar lirih di earphoneku. Deras hujan terdengar begitu kenjang di atas atap yang terbuat dari seng. Romangisme yang ku nikmati sendiri itu seketika buyar. Berbagai pesan tetiba menumpuk, panjang. Silih berganti menanti di jawabi.

Sehari saja rasanya pingin ada jeda untuk tak memikirkan segala hal yang memang sudah di gariskan. Rasanya mengambil jarak untuk menghela nafas panjang perlu. Tapi hidup bukanya harus di hadapi.? Pasti nya. Dan setiap orang bukanya punya cara menghadapi?

Seperti hujan malam ini. Ada yang bergegas mengambil payung. Menata mantel atau duduk seperti yang ku lalukan?

Bahkan menunggu juga adalah cara. Diam juga adalah cara. Tapi kadang manusia kerap kali lupa, bahwa dalam hidup justru diam adalah cara yang paling ambuh agar kita bisa memandang segala hal secata lapang dan luas.

Saat di jalan macet kau akan mati akal menemukan jalan. Tapi kalau kita mengambil jarak ke atas dari kejauhan kita akan menemukan jalan mana yang tidak macet.

Tapi sudah lah,,,
Kadang stempel yang melekat adalah segala kesimpulan atas segala hal yang di lakukan orang lain kan? Tanpa mau melihat sebab atas segala hal itu.


 

Wednesday, July 8, 2020

Cengkeh dan Orang Desa

0 comments

Kita sudah paham dan mengerti kalau Tuhan selalu menyiapkan rencana terbaik buat hamba-Nya. Tuhan sangat detail memgatur segala hal yang bersinggungan langsung dengan manusia atau yang tak langsung bersinggungan. Misal saja musim. Kita patut bersyukur yang tiada bertara hidup di negeri yang hanya memiliki musim kemarau dan hujan. Hidup negeri tropis. Hidup di pecahan tanah surga bernama Indonesia. Segala benih yang terlempar di tanah akan tumbuh walau tak terurus. 


Musim kemarau adalah musim panen untuk sebagian petani dan musim paceklik bagi sebagian lainya. Itu sudah di atur pula oleh-Nya. Misal saja tanaman surga ini, bernama cengkih. Tanaman yang menjadi primadona. Tanaman yang menjadi rebutan selama kurang lebih 350 tahun lamanya. Tanaman yang membuat negeri-negeri lain iri dan menjajah negeri kita beratus ratus tahun lamanya. 



Kemarau ini adalah berkah bagi yang punya lahan atau yang tak punya lahan. Tanaman ini cukup menghidupi lambung kecil orang-orang desa. Dari daunya yang gugur, buah nya yang jatuh menjadi sumber rezeki orang-orang kecil yang rela dan ridho memunguti untuk di jual. Tentu bukan dalam kapasitas banyak, sekali lagi hanya sebagai pengganjal lambung kecil orang-orang desa.


Aaah cengkih tanpa nya, barang kali jalan-jalan yang kita lalui tak akan mulus, fasilitas umum tak ada, negara menjerit. Tak di pungkiri cengkih adalah bahan pokok yang harus ada untuk rokok Indonesia selain tembakau tentunya. Dan produk ini menjadi penyumbang terbesar devisa negara. 



Memang hidup itu unik. Orang desa selalu terpinggirkan. Selalu di anggap kampungan. Namun justru orang kota kebutuhan hidup nya di sokong dari desa. Bisa di bayangkan andai orang desa pola pikirnya teracuni pemikiran bahwa dengan modal kecil harus dapat untung yang sebesar-besar nya. Tentu orang kota sudah pada mati kelaparan hahahhahah. Bersyukurlah masih ada orang-orang desa yang ikhlas wahai kaum egois penyembah keserakahan hahhaha. Barang kali karena keikhlasan dan kesederhanaan inilah orang desa cenderung lebih bahagia dan jauh dari penyakit aneh-aneh. 











Gudeg Pawon Dan Kesederhanaan Kuliner Yogyakarta

0 comments

Dalam invasi restoran kekinian yang rata rata menyajikan junk food, kadang sebagian pegiat dan pemburu kuliner malah ingin kembali pada jajanan yang tradisional, tak cuma mempertimbangkan kesehatan, makanan tradisional seperti menyimpan taste sendiri, bumbu yang langka, racikan yang menggugah selera serta mungkin kenangan kenangan didalamnya.


Kalau teman-teman main ke Yogyakarta, tentu makanan yang paling identik adalah gudeg. Makanan yang satu ini boleh jadi salah satu primadona kuliner di Yogyakarta. Salah satu gudeg yang terkenal di Yogyakarta adalah Gudeg Pawon. Warung gudeg ini mulai buka sekitar jam 10 malam. Dari jam 9 malam kendaraan dan orang-orang sudah antri panjang untuk menikmati hidangan gudeg pawon.

Warung gudeg yang terletak di jalan Veteran Umbulharjo Yogyakarta ini termasuk salah satu warung yang menyajikan jajanan tradisional, tapI tak cuma dari hidangannya, juga pengolahan serta prosesnya menggunakan cara dan alat yang tradisional.

Di Gudeg Pawon, pengunjung yang makan di sini bisa melihat secara langsung dapur si pemilik warung sambil melihat prosees memasak gudeg. Konsep unik seperti ini cukup berhasil menarik konsumen, menjadikan Gudeg Pawon menjadi kian terkenal. Cara memasaknya masih menggunakan kayu bakar. Untuk menanak nasinya pun tidak menggunakan ricecooker, yaitu menggunakan peralatan masak jaman dulu yang biasa disebut dandang.

Maraknya restoran modern dengan konsep foodcourt dan junk food membuat gudeg ini seakan mendobrak bahwa makanan tradisional pun tak kalah peminatnya, bahwa makanan tradisional akan selalu dirindukan oleh orang-orang urban yang mungkin sudah jenuh dengan makanan restoran cepat saji.

Sudah menjadi siklus zaman, atas nama kenangan, suatu saat manusia akan kembali pada ketradisionalan. Manusia modern akan jenuh dengan rutinitas kehidupan modern meski difasilitasi dan sisuguhi hal hal yang serba canggih.

Makan di tempat-tempat traditional semacam ini seakan menjadi nostalgia. Menjadi energi isi ulang bagi jiwa yang gersang yang kering oleh kemarau kota. Ada kebahagian tersendiri setelah makan di tempat semacam ini. Tak heran, tak hanya makanan yang menggunakan konsep tradisional tapi tempat pariwisata yang menawarkan sisi traditional menjadi sangat ramai. Mulai dari penginapan tradisional, rumah dengan dekor tradisional dan segala hal yang berbau tradisional diminati oleh manusia modern.

Peran media dan juga kesadaran sosial bisa menjadikannya peluang pasar untuk membentuk konsep tradisional semacam ini. Potensi yang ada di pedesaan bisa dikembangkan menjadi pemasukan daerah tanpa merubah kelestarian dan tradisionalitas yang dimiliki daerah tersebut

Wednesday, April 15, 2020

Pesan Perpisahan

0 comments
Pesan Perpisahan

Senja sore yang indah, sepasang merpati terbang bebas di langit sore yang cerah. Semilir angin berhembus pelan menggerkan dedaunan dan pepohonan kecil. Sekelompok anak kecil bermain bola di lapangan dengan cerianya. Ibu-ibu sedang asyik bergosip sembari menyuapi anaknya di pinggir lapangan.

Dewa Cuma duduk termanggu dan diam sendirian sembari menikmati lagu viera berjudul Seandainya. Sore yang syahdu namun tidak dengan hati dewa yang hancur berantakan bak di sayat sembilu. Perpaduan lagu dan suasanya begitu magic. Andai saja tidak di tempat yang ramai sudah pasti dia akan teriak sekencang-kencangnya entah itu memaki atau apapun asal buat lega.

Entah sepulangnya dari bepergian dia terlihat manyun dan terus berdiam di pojokan lapangan deket rumahnya. Cowo yang sangat gesit dan trengginas itu tetiba mendadak mellow tidak jelas. Muka cerianya berubah seperti kuburan keramat yang angker dan seram itu. Berulang kali dia mentap handphone nya yang jadul itu. Entah apa yang sedang dia tunggu atau harapkan setiap kali handphone nya berbunyi. Selesai melihat handphone manyun lagi dan berulang terus sampai malam tiba.

“Kenpa kau diam seperti itu anak muda yang namanya agung dewa?”
“kakek liat lah pesan ini.” Sembari memberikan handpehone jadulnya.

Ini keputusanmu, bukan keputusanku, ini inginmu dan sama sekali bukan inginku, aku bakalan inget2 terus apapun yg kamu ucapkan sayang

Aku sayang sama kamu. Bahkan sangat sayang. Aku lakukan apapun hal gila jg demi kamu dan cuma ke kamu sayang.

Aku akan berusaha, sangat berusaha, walaupun aku tahu hasilnya nanti seperti apa?
Aku tahu cinta sayangmu tak sebesar cintaku ke kamu, akupun smpe detik ini masih ga tahu kamu beneran sayang atau ga tapi yang kamu harus tahu aku cinta dan sayang banget pingin selamanya sama kamu.

Ini cuma salah satu cara yang detik ini bisa kulakukan, nanti akan kulakukan hal gila apapun untuk bisa lupain kamu. walaupun ga tahu akan bisa berhasil atau enggak, 1 hari 2 hari atau mgkn cm beberapa jam aku tetap berusaha. Nanti pasti aku bakalan kangen, pasti pingin ini itu dll.. tp aku udh ga tahu lagi caranya supaya ga sayaang ke kamu tuh gimana?

Aku nulis smbil bingung sedih keinget omonganmu. yang aku takutin kalau aku ga berhasil itu aja sih.. Dan besok-brsok aku harus denger kata-kata itu berulang-ulang dari kamu aku ga mau, itu nyakitin seolah-olah seperti mencintai orang yang sama sekali ga sayang ke aku. Itu yg kadang aku rasakan. Tp kamu GA PERLU minta maaf.. krn seharusnya aku yang sadar, aku yang salah, aku yang slalu minta ini itu, aku yang selalu kangen, semuanya aku.

Kmupun td jg bilang akan sama2 bantu aku. Semoga kita sama2 berhasil.

Makasih ya sayang buat smuanya.. aku inginnya berakhir indah bukan seperti ini. tapi sepertinya kamupun ga tahan penat dengan aku, dengan keadaan dan smua. Maafin aku selama ini minta waktu ini itu dari kamu.

Aku sayang kamu"

“Gimana kek? Aku kudu kepiye?” Tanya dewa
“Laaah kenapa gak kamu hubungi dia?” Tanya sang kakek
“gimana mau hubungi wong dia ngeblok semua nomer saya kek”
“duuuh kamu dalam masalah besar dewa, makanya adil lah kamu jadi manusia itu. Berbuat baik jangan suka menyakiti hati seseorang. Kalau udah kaya gini sudah selesai kamu. Sudah tidak bisa apa-apa kamu. Udah kamu berdoa saja semoga dia mau memaafkan kamu itu aja sudah bagus. Tidak usah mengharapkan apapun selain kebikan hatinya memaafkan kamu. “
“baik kek. Terima kasih banyak kek.”

Sejak itu dewa mulai perlahan menyadari kesalahan fatalnya kepada sang kekasih. Namun dia sudah gagal sebagai manusia baik karena melukai seseorang. Namun sejatinya tidak ada jatuh cinta yang tak sakit. Setiap kisah cinta selalu ada bumbu sakitnya. Namun dewa tak dapat berbuat banyak karena semuanya sudah di ahiri sang kekasih lewat pesanya. Dan parahnya pesanya tak akan pernah bisa dewa balas karena semua media telah di blok oleh sang pujaan hati. Benar kata sang kakek berdoa dan memohon agar di bukakan hati sang kekasih untuk memaafkan saja sudah sangat bersyukur. Karena dengan di maafkan kita sedikit lebih tenang menjalani hari-hari. Meskipun paku yang telah tertanjap meski sudah di cabut akan tetap meninggalkan bekas. Begitu juga dengan kita, kalau sudah melukai meski di maafkan namun tak bisa di lupakan. Aaaah saya ini juga sering banget berbuat kesalahan dan menyakiti orang lain. Semoga kalian semua yang baca tulisaku tidak yah.

Friday, April 3, 2020

Belajar Dari Pak Tani

0 comments

Belajar dari Pak Tani.

Setiap perjalanan panjang memang harus kita mulai dari langkah kecil. Setiap hal besar harus kita mulai dengan hal-hal yang kecil. Tanpa hal-hal kecil kecil itu hal besar tak akan terjadi kecuali pada sebab-sebab tertentu. Dan tentunya hal kecil itu di lakukan secara konsisten.

Di belakang rumah saya ada beberapa sawah yang setiap hari saya pandangi di kala pagi hari. Setiap pagi itu pula seorang bapak-bapak dengan setia menengok sawahnya yang di tanami padi. Dari mulai mencangkul sampai proses tanam beliau selalu datang ke sawah dengan segala harap kelak 2-3 bulan beliau akan punya beberapa karung beras dari hasil tanamnya itu.

Beberapa hari yang lalu hujan dan badai melanda Jogjakarta tak terkecuali di daerah saya tinggal. Hujan dari sore hingga malam hari itu cukup deras. Dan saya menyaksikan sendiri betapa padi yang sudah mulai menguning itu luluh lantah terkena angina, roboh. Hanya kurang beberapa hari panen angina benar-benar membuat semua rencana bisa berubah. Dan saya yang Cuma bisa menyaksikan saja bisa sedih, saya tidak tahu perasaan bapak  yang hamper setiap hari datang ke sawah ini.

Hari  ini beliau memanen padinya, saya melihat raut wajahnya agak sedikit ceria. Saya tak melihat kesedihan terlintas di wajahnya. Agaknya memang betul bahwa manusia yang paling sabar, ikhlas dan hidupnya penuh kepasrahan adalah petani.  Lah wong saya yang melihat saja sedih, beliau yang mengalami malah tak terlalu memikirkannya. Hehehhe

Dua petak sawah itu kini sudah menghasil kan beberapa karung gabah. Tak peduli seberapa banyak hasil yang sudah di dapat. Yang jelas langkah kecilnya yang setiap hari beliau lakukan menghasilkan seberapapun besarnya hasil itu. Toh meratapi semua yang sudah terjadi tak akan mengembalikan apapun. Dan mungkin cara terbaiknya ya ikhlas.

Beda ya sama kita terutama saya sendiri. Apa-apa selalu di pikirkan terlalu dalam. Banyak ngeluh kesana kemari gak jelas. Kalau ada hal buruk menimpa atas pilihan saat ini selalu bandingkanya dengan masa lalu. Eh btwe kalian juga kan? Hahahha istilahnya susah move on. Ada yang sampai bertahun-tahun sudah melewati kehidupannya masih aja yang di banding-bandingkan masa lalunya. Nyesel terus hidupnya. Padahal mungkin tak berat-berat amat kalau kita bandingkanya dengan kemalangan orang lain atas hidup yang di jalaninya. Cara pandang kita atau penyikapan kita terhadap suatu masalah memang berbeda-beda, tapi kita ini manusia modern banyak manjanya. Ya kan?? Ngaku deh heheh..



Saturday, March 21, 2020

Lekas lah

0 comments
Lekas lah


Andai aku bisa memilih
Aku akan pergi jauh dan memilih hidup tanpa senyum kamu.

Andai bisa memilih aku akan memilih terlahir dan tercipta sekali untuk menggenapi hidupmu.

Andai aku memiliki kuasa untuk membalikan waktu, aku ingin kembali ke massa dimana kau belum ada yang memiliki dan aku tak memiliki siapapun.

Lekas lah terang wahai malam
Lekas lah pergi wahai badai
Lekas lah berlalu wahai kesedihan
Bukan kah aku pun berhak untuk bahagia walau sekejap?

Ruang Bertemu

0 comments
Ruang bertemu


Kita tak pernah bisa memilih kepada siapa hati kita akan di jatuhkan dan di pertemukan pada seseorang yang kelak melengkapi hidup kita. Seperti kita tak pernah tahu kapan hidup kita akan berahir. Perjumpaan pun perpisahaan ada di ruang yang sama. Namun yang sering kali kita ingat dan yang paling mendalam adalah perpisahan. Entah hal yang menyakit kan kerap kali terlampau membekas dari pada hal yang membahagiakan.


Hadir nya kita di dunia ini pun tak pernah bisa kita memilih di rahim mana kita akan di lahir kan. Begitu lah takdir berjalan dan berlaku sedemikian rupa. Kita yang lemah ini tak punya daya apapun untuk menentukan takdir kan?


Ah andai kan saja mudah memilih takdir kita. Mungkin kita akan memilih segala hal yang baik menurut kita. Kalau perlu semua hal yang paling menguntungkan buat kita harus belaku di kehidupan kita. Dan yang tak baik dan merugikan kalau bisa g usah lah berlaku di kehidupan kita.


Di ruang tertentu kita ini memang tak pernah belajar untuk sekedar sabar. Sabar untuk tak terlalu buru-buru menolak segala hal yang barang kali agak merugikan kita. Dan sangat gesit menerima hal yang barang kali nguntungin kita.

Ah mungkin makin dewasa kita ini memiliki kecenderungan untuk bersikap seperti itu. Kempuan kita untuk sabar, ikhlas, mulai terkikis ke egoisan kita semata. Semoga di ruang  bertemu di masa yang akan datang kita menjadi lebih baik.




Saturday, March 14, 2020

Berdamai lah dengan persamaan.

0 comments
Berdamai lah dengan persamaan.


Konflik sering kali muncul di amtara manusia karena ketidak sabaranya menerima sedikit perbedaan. Terlebih terlampau cepat menolak segala hal yang barang kali tak sesuai dengan keinginan kita atau tak sesuai dengan prinsip hidup kita. Penyakit buru-buru menolak ini yang kerap kali tak mampu kita kendalikan. Dalam beberapa momen kita bisa saling marah pada hal sepele karena tak mau saling memahami berbagai hal besar.


Menerima apa yang tak sesuai dengan kita itu memang sangat susah. Tapi menolak secara buru-buru apa yang tak sesuai juga sangat tak elok. Tentu kita memiliki filter diri untuk memproses segala hal yang masuk melalu berbagai indra kita bukan? Belum tentu juga apa yang sesuai dengan ke inginan kita baik untuk kita. Begitupun sebaliknya.


Karena berbagai hal dan sebab itu lah mungkin saja kelak kita akan hidup sebagai manusia yang sangat antipati terhadap yang lainya. Kita akan hidup untuk saling acuh terhadap sesama. Kita akan hidup untuk berhenti melakukan berbagai hal. Tentu dengan alasan yang mungkin simple bagi oramg lain tapi kadang menjengkel kan bagi yang lainya juga. Alasanya, "jangan ikut campur urusan orang". Atau alasanya "seleranya tak sama, atau lainya.

Hidup di zaman sekarang serba susah kan?? Ya begitulah fenomena nya sekarang. Menjadi manusia modern susah susah gampang tapi semoga kehidupan kita selalu di liputi niatan niatan baik. Dengan cara seperti itu lah setidaknya kita bisa meminimalisir apa yang di namakan kekecewaan bukan?

LAGU DAN KISAH KENANGANHIDUP

0 comments
Lagu dan kisah Kenangan Hidup


Pernah gak si kita mendengar lagu tetiba terasa sedih tanpa kita sadari. Atau kita bahagia dan tersenyum pada lagu-lagu tertentu? Musik dan lirik kerap kali menyimpan hal yang mengendap long term memory kita.

Setiap pagi dahulu kala saya sering kali mendengarkan lagu lagu ida laila. Bude saya setiap pagi sehabis subuh selalu nyetel kaset dan tape recorder nya lagu lagu ida lela. Sekarang kalau saya denger lagu itu saya selalu ingat masa-masa kecil saya di sebuah desa kecil yang asri. Meski kadang kalau saya memutar lagu ida lela sekarang selalu di ejek orang-orang karena jadul. Tapi dengan mendemgar lagu itu saya kembali bisa mengenang masa masa kecil itu.

Ada lagu yang menyedihkan misal nya lagu Westlife if I let you go misal nya. Sial nya saya dengerin lagu itu dan beberapa bulanya saya putus sama pacar pertama saya wkwkkw. Kalau misal denger lagu itu jadi inget kalau saya pernah patah hati hahaha gaya banget ya??

Ebiet G Ade lain lagi. Hampir semua album nya saya tahu karena ayah saya penggemar beliau semua albumnya ayah saya punya. Jadi kalau misal saya kangen ayah saya selain telpon tentu demgerin lagu ebiet cukup jadi obat mengenang masa-masa kecil saya bersama ayah saya. Hehhe

Lain lagi lagu dangdut koplo wkkw lagu ini yang membuat saya pertama kali nonton konser dan konser dangdut erotis hahhaha. Anak usia belasan yang baru baligh liat mbak mbak seksi nari di panggung.


Mungkin semua lagu punya cerita tersendiri bagi pendengar nya. Jadi jangan suka ngejek selera musik orang. Barang kali seseorang nyalakan lagu bukan karena suka. Tapi hanya karena ingin mengembalikam memory indah masa lalu nya.

Wednesday, February 12, 2020

Ketabahan Tukang Ojek Tradisional

0 comments
Ketabahan Tukang Ojek Traditional


Perjalanan pulang kemaren saya ndilalah naik kereta dari stasiun yang berbeda. Pertama berangkat saya naik dari stasiun lempuyangan karena kehabisan tiket dari stasiun tugu. Dan kembalinya ke jogja saya justru kehabisan tiket ke lempuyangan dan mau tidak mau harus beli tiket yang berhentinya di stasiun tugu. Padahal saya dari rumah membawa motor dan di titipkan di parkiran motor lempuyangan. Sedikit ribet tapi pilihanya cuma seperti itu adanya.

Tiba saat kembali ke jogja di tugu saya berencana naik ojek online. Biasa ini adalah pilihan manusia modern dalam hal transportasi masa kini. Hampir semua milenial kemana pun perginya pasti memilih transpotasi online. Ya terlebih di kota Yogyakarta ini. Yang hampir semua moda transportasi online ada. Saat keluar di pintu keluar tiba-tiba saja ada bapak bapak tua menawarkan ojek. Tentu saya menolaknya secara halus karena niat nya memang ingin memakai ojek online menuju lempuyangan. Belum ada sepuluh langkah saya pergi tetiba saya mbalik lagi karena merasa tak enak hati. "Pak pinten ke lempuyangan?"
"20 ribu wawon mas"
Mahal kalau bandingkan dengan ojek online.
"15 ribu nggeh pak"
"Ampun mas 20 wamon"
"Owh nggeh ayooo"
Perjalananan dari tugu ke lempuyangan sebenarnya lumayan deket. Tapi kalau jalan kaki atau lari ya capek juga si hahah.


Dengan menggunakan helm yang agak kotor serta motor yang bisa di bilang tua,bapak ini mulai perjalanan membawa saya. Sepanjang perjalanan yang lumayan singkat itu kami sempat kan ngobrol lumayan banyak. Berbeda dengan obrolan kalau kita naik ojek online memang. Ngobrol dengan tukan ojek traditional lebih banyak ke esensi kehidupan. Bukan lagi ngeluh belum dapat poin dan lain sebagainya.

Mungkin pilihan menjadi tukang ojek bukan lah pilihan utamanya terlebih harus berjibaku bersaing tidak hanya sesama tukang ojek pangkalan tapi makin maraknya ojek online. Bapak ini mata pencaharian utama nya adalah bertani. Beliau menanam padi di sebidang sawahnya di jalan parang tritis bantul. Karena habis musim kemarau pengairan di sawahnya agak terkendala. Beliau cerita panjang lebar selama perjalanan itu. Dan saya sesekali cuma nimpali obrolanya. Beliau menang sangat tabah dan ulet dalam mengarungi kerasnya hidup. Paras wajahnya yang sudah sepuh tak terlihat mengeluh akan keadaan. Tak ada obrolan mengenai sepinya orderan ojek. Dalam berbicarapun beliau di iringi senyum.

Padahal beberapa hari yang lalu saya sempet ngobrol sama beberapa anak muda pengemudi ojek online. Hampir semua obrolanya mengeluh dan orientasinya materialis sekali. Obsesi yang tinggi dengan rendahnya usaha. Barangkali kita ini sebagai orang muda lebih suka segalanya serba instan.  Lagi pilihan profesi yang kita ambil bukan berdasarkan apa yang kita suka, atau butuh kan. Yang ujung-ujungnya melakukan segalanya dengan berat hati dan uring-uringan.

Kembali ke bapak tukang ojek yang tabah itu. Rasanya sampai malu hati saya ini. Ketika beliau dengan nada lirih dan lembutnya berkata.

"Mas ndunyo niki sedoyo mpun di atur kalih pangeran. Mpun mboten sah abot abot."

Mak deg saya. Apa iya beliau tau betapa hati saya saat ini di penuhi ambisi-ambisi yang tinggi? Hehehehe terima kasih pak sehat selalu semoga ketabahan bapak membawa berkah dan kedamaian dalam hidup bapak dan keluarga.

Sunday, February 9, 2020

Perjalanan Pulang

0 comments



 

Pulang ke desa itu seperti mengecas energi baru. Benar kata orang bahwa mudik bukan tentang seberapa jauh, seberapa besar biaya yang harus di keluar kan. Pulang adalah cara melahir kan lagi bahagia baru, energi baru.


Banyak hal indah yang membuat kita bahagia ketika kita pulang. Kenangan yang terekam di memori muncul dan kerap kali menjadi sebersit senyuman baru. Kenangan masa kecil yang lucu. Kenangan sedih ketika kali pertama kali patah hati yang sekarang justru jadi hal yang lucu padahal saat dahulu mungkin dunia sudan runtuh begitu ada kata. Kita putus yah, aku gak baik buat kamu. Halah klise sekali kata putus ini.

Semua hal di masa lalu yang barang kali menyedih kan tetiba saat ini menjadi hal sepele dan lucu belaka. Makanya sekarang saya selalu berpikir seberat apapun masalah dan ujian hidup ini pasti saya bisa lalui dan kelak saya akan menertawakan segala kesulitan saat ini. 

Pulaaaang bahagia rasanya. Rasanya beban berat di pundak seketika runtuh begitu menghirup aroma hutan. Melihat senyum ibu. Menghirup aroma dapur ibu adalah aroma terapi penenang jiwa yang sangat ampuh. 


Saya jadi bayangkan kalau besok pulang ke karibaan Allah (mati). Mungkin lebih sangat membahagiakan lagi. Ingat kita di dunia ini hanya jalan-jalan. Merantau menyiapkan bekal buat kita pulang nanti. Pulang ke tujuan ahir hidup kita yaitu tempat yang di idam idamkan banyak orang. Tuhan selamat kan pulang saya besok.


Tuesday, January 28, 2020

LARON

0 comments
Laron

Setiap kali membayangkan laron ada yang tiba-tiba hadir berupa haru. Mahluk kecil ini kerap kali muncul saat setelah musim kemarau dan awal musim penghujan. Mahluk kecil yang sama Tuhan di beri kenekatan dan keikhlasan yang luar biasa. Hari-harinya berpuasa dalam rongga tanah yang sempit. Berdiam diri berbulan-bulan menanti musim penghujan datang.

Saat musim yang di tunggu datang, musim hujan. Semua kawanan laron ini merayakan dengan suka cita keluar dari dalam tanah. Berhamburan terbang ke angkasa. Mencari setiap cahaya yang ada. Mereka seakan terbebas dari belenggu dan merayakan kemenangan besar atas perang yang mereka jalankan.

Tapi ada hal yang unik dari nasib laron ini, justru keluarnya dia dari dalam tanah adalah tanda bahwa kematiannya sudah di depan mata. Karena semua laron yang keluar dari tanah pasti akan mati. Tidak ada laron yang kembali lagi masuk ke tanah. Ternyata kebahagianya justru hal yang paling menyakitkan yaitu kemusnahan. Tapi setidaknya laron ini bisa merasakan kebahagian meski sekejap kemudian mati.

Dalam hidup di bumi ini memang tidak ada yang sia-sia kalau kita melihat kehidupan ini dari sisi yang baik. Dari sisi yang positif. Karena apapun yang hadir dan berlalu dalam hidup sudah pasti ada hikmahnya. Cuma kita ini memang sering kali mengambil kesimpulan sendiri atas apa yang mungkin saat ini menimpa kita. Terkurung dan terkubur nya laron barang kali itu sebuah penderitaan. Sebuah hal sia-sia belaka, ngapain harus terus terkurung padahal bisa memilih bebas dan bahagia. Namun justru jalan bebas nya ternyata membawa kematian.

Kadang untuk menyimpulkan suatu hal tak bisa serta merta menggunakan pengetahuan kita semata kan? Kadang kala apa yang menurut kita sudah baik belum tentu baik buat orang lain atau sebaliknya. Ah tapi hidup kan pilihan. Yups benar sekali hidup adalah pilihan. Tapi kita sok jagoan di awal doang kan? Ketika hasil apa yang kita pilih kita suka nya meratapi penuh penyesalan. Mbok kalau udah milih itu yo udah kaya laron itu. Meski pilihan keluarnya adalah mati ya udah mati. Kita manusia ini sering kali kalah dari mahluk lain dalam hal -hal kecil kok. Tapi tak apa, hidup kan proses. Nikmati lah sampai pada ahirnya akan sampai.








Friday, January 24, 2020

Perjalanan

0 comments
Perjalanan

Tetes embun tak akan berhenti menyapa pagi meski hujan coba mengganti.
Mataharipun takan berhenti menyapa pagi.
Yang bernyanyi di pagi hari tak hanya kenari tapi juga hati.
Bersiul merayakan hati yang di anugrahi cinta oleh ilahi.
Perjalanan masih panjang dan aku masih duduk menata tangan menerima segala kemungkinan.
Takan pernah terbesit dalam angan membenci apa yang telah terukir di hati.

Tuhanku yang membolak balik hati.
Mungkin Engkau tak izin kan aku memilikinya. Tapi terima kasih Engkau izin kan aku mencintai nya. Petikan kata-kata mbah emha ini masih nyaring dan menghantui di telingga.

Wahai engkau yang menghiasi hari-hari jangan pergi lagi sampai batas waktu mengahiri.
Karena takdir yang ada belum pasti kita baca.
Karena sisa waktu yang ada belum pasti kita miliki.
Kemari lah kita bercanda menceritakan segala hal yang membuat bibir kita tersungging bahagia.
Lupakan segala derita yang hadir silih berganti.
Karena perjalanan kita berlum berhenti.